Ketika Hujan Menyapa, Palembang Kembali Bertarung dengan Genangan

Ketika Hujan Menyapa, Palembang Kembali Bertarung dengan Genangan

Opcit.ID, Palembang - Hujan deras yang turun di Palembang pada Minggu sore (21/9) membawa cerita lama yang kembali berulang. Jalan-jalan utama yang mestinya ramai dengan lalu lintas, justru berubah menjadi kubangan air.

Di beberapa titik, kendaraan terpaksa melambat, bahkan sebagian pengendara memilih menepi sambil menunggu air surut.

Di Jalan Pangeran SW Subekti, air menggenang karena saluran mampet tertimbun tanah liat. Sementara di Jalan Veteran, aliran siring gading terhenti akibat batu koral yang menutupinya.

Jalan Pangeran SW Subekti, air menggenang karena saluran mampet tertimbun tanah lia
Jalan Pangeran SW Subekti, air menggenang karena saluran mampet tertimbun tanah lia

Tak jauh dari pusat kota, di sekitar SMK Negeri 2, warga setempat justru menutup sebagian jalur air, membuat genangan meluas. Di kawasan Maskerebet, penyempitan saluran oleh sampah kelapa sawit dan timbunan liar memperburuk keadaan.


Fenomena ini menjadi potret klasik kota besar yang terus bertumbuh, namun dibayangi persoalan drainase yang tak kunjung tuntas. Pemerintah Kota Palembang, lewat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), mengaku sudah menurunkan tim untuk mengevaluasi kondisi lapangan.

“Sebagian besar penyumbatan terjadi akibat ulah masyarakat. Ada yang menimbun, ada yang menutup aliran. Ke depan, pengelolaan sumber daya air akan diperketat agar pembangunan baru tidak menambah beban drainase,” ujar seorang pejabat PUPR, Senin (22/9).

Namun, Pemkot menyadari perbaikan infrastruktur saja tidak cukup. Ada peran penting warga yang harus terlibat.

Satu tindakan sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya atau tidak menutup saluran, bisa menjadi penentu apakah Palembang tetap tergenang atau bisa bernapas lega setelah hujan.

Bagi sebagian warga, genangan mungkin sudah dianggap biasa. Tapi, bagi pengendara yang motornya mogok di tengah jalan, atau pedagang kecil yang lapaknya terendam, genangan bukan sekadar air — ia adalah simbol dari pekerjaan rumah kota yang belum selesai. (*Adi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama